STRUKTUR ORGANISASI PMR WIRA SMA AL IRSYAD PEKALONGAN

Senin, 22 Februari 2010

Ketua : Novianti MRU
Wakil Ketua : Tri Diah
Sekretaris 1 : Umayah
Sekretaris 2 : Salsabilla
Bendahara 1 :Bayan Sungkar
Bendahara 2 :Ayu Desmarini

Seksi-Seksi
Bakti Masyarakat
Ketua : Puspita Setyani

Pendidikan, Kesehatan Sekolah
Ketua : Rokhimah Jamal

Persahabatan
Ketua :Faizah





Tri Bakti PMR
1. Berbakti kepada masyarakat
2. Mempertinggi ketrampilan, menjaga kebersihan serta kesehatan
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Prinsip dasar Kepalangmerahan
1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kebersamaan
7. Kesemestaan

Palang Merah Remaja (PMR) adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Materi Palang Merah Remaja
1. Kepalangmerahan
2. Pertolongan Pertama
3. Perawatan Keluarga
4. Kesehatan Remaja
5. Kesiapsiagaan Bencana
6. Kepemimpinan Kepalangmerahan
7. UKTD : Donor darah

Jenis Kegiatan PMR Wira (Tri Bhakti PMR):

A. Berbakti pada masyarakat
1. Dapat menyanyikan lagu Mars PMI dan Bhakti Remaja
2. Dapat membuat bagan strukuktur organisasi PMR
3. Tahu alamat PMI Cabang, PMI Daerah serta PMI Pusat
4. Tahu susunan pengurus PMI Cabang dan PMI daerah serta PMI Pusat
5. Tahu kegiatan dan tanda pengenal PMR
6. Tahu tempat Puskesmas, Rumah Sakit, Bidan dan Dokter dilingkungannya
7. Tahu cara menghubungi tenaga kesehatan di lingkungannya
8. Menengok teman yang sakit
9. Membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah
10.Tahu alamat rumah sendiri
11. Tahu cara menjaga kebersihan lingkungan
12. Pernah ikut gotong royong membersihkan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit,
puskesmas dan lingkungan tempat tinggal.
13. Pernah menyumbang tenaga/materi kepada korban bencana
14. Melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, misalnya sosialisasi pencegahan
penyakit/bencana dilingkungan sekolah dan keluarga.
15. Melaksanakan lomba lingkungan sekolah sehat
16. Melaksanakan kunjungan sosial
17. Membantu tugas-tugas UTDC dalam kegiatan sosialisasi dan motivasi donor darah siswa
18. Menjadi donor darah siswa
19. Membantu kegiatan pos yandu di wilayahnya
20. Melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, misal sosialisasi pencegahan penyakit/bencana di
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat

B. Mempertinggi Ketrampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan
1. Menjadi Pelatihan Remaja Sebaya
2. Dapat menjaga kebersihan, kesehatan diri dan keluarga serta kerindangan lingkungan
3. Mengenal obat-obatan ringan dan manfaatnya
4. Dapat melakukan pertolongan pertama kepada keluarga
5. Dapat melakukan perawatan keluarga di rumah
6. Mengikuti kegiatan kesehatan remaja
7. Dapat melakukan kegiatan kesiapsiagaan bencana untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat
8. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah.

C. Mempererat Persahabatan Nasional dan Internasional
1. Menjalin persahabatan dengan anggota PMR dari PMI Cabang, atau organisasi renaja lain :
- Saling berkunjung untuk latihan bersama
- Saling berkitim surat atau album persahabatan
- Berkirim hasil kerajinan daerah, informasi pariwisata.

PERAWATAN KELUARGA

A. Cuci Tangan
1. Tujuan
a. Membersihkan tangan dari segala kotoran
b. Menjaga kesehatan pelaku
c. Mencegah penularan penyakit
d. Melatih suatu kebiasaan yang baik

2. Peralatan
a. Kalau tidak ada air ledeng (air mengalir), dapat digunakan cerek, kendi, botol, bambu, tetapi diperlukan ember kosong bagi penampungan air kotor.
b. Dapat digunakan 2 baskom, 1 untuk mencuci/menyabun dan 1 untuk membilas
c. Sabun dan tempatnya
d. sebuah sikat tangan (bila perlu)
e. Sebuah handuk atau serbet.

3. Pelaksanaan
a. Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, cincin, gelang)
b. Buka keran atau dengan siraman air dari cerek
c. Gosok putaran keran dengan sabun, kemudian di bilas.
d. basahi tangan sampai ke siku dan sabuni hingga berbusa, mulai telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, pergelangan tangan, lengan sampai ke siku (bila perlu kuku disikat dengan sikat tangan)
e. Sabun dibilas dengan air terlebih dahulu sebelum diletakkan pada tempatnya
f. Bilas tangan sampai bersih (dapat diulangi sampai tiga kali)
g.Tutup keran
*Ingat : Jangan menjepret air
h.Keringkan ke gua tangan dengan handuk atau serbet.

B. Penyajian Makan, Minuman dan Obat Pada Pasien
1. Cara Menyajikan Makanan/Minuman
a. Makanan yang disajikan diatas sebuah baki yang diberi alas supaya rapih. Diatas baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minum dengan tatakan dan tutupnya (dapat diberi sedotan) dan serbet.
b. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan dengan selera sejauh tidak bertentangan dengan pantangan
c. Makanan dijaga jangan sampai dihinggapi lalat
d. Piring jangan diisi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
e. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik dengan sedikit variasi
f. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat
g. Waktu makan ditentukan
h. Agar menarik, diberi jambangan kecil dengan bunga, kepada anak-anak diberikan mainan
i. Bila dapt makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas (dapat dengan improvisasi)
j. Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawa keluar kamar.
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan dan pakaikan celemek
b. Ditanyakan apakah si sakit ingin b.a.b atau b.a.k
c. Makanan telah disiapkan diatas baki dan diletakkan di atas meja
d. Panas makanan dirasakan dengan perantaraan pergelangan tangan sebelah dalam
e. Cara memberikan makanan tergantung keadaan si sakit ;

I. Bila sisakit dapat duduj dan makan sendiri
1. Si sakit didudukkan
2. Makanan diatas baki disiapkan di meja kecil yang diberi alas, meja kecil ini ditempatkan di depan perut si sakit
3. Disediakan juga serbet dan bel, agar si sakit dapat memberitahukan bila makanannya sudah selesai atau bila makanan ingin di tambah
II.Bila si sakit dapat makan sendiri tetapi tidak boleh duduk
1. Sisakit dimiringkan, sebaiknya ke sebelah kiri, supaya dapat makan dengan tangan kanannya
2. Serbet diletakkan di bawah dagu si sakit
3. Makanan diletakkan di dekat si sakit
4. Untuk minum disediakan sedotan
5. Disediakan bel
III. Bila si sakit perlu disuap
1. Si sakit ditidurkan se enak mungkin
2. Serbet dipasang diatas dada di bawah dagu si sakit
3. Tanyakan apakah mau minum dahulu atau tidak
4. Pelaku duduk disebelah kanan si sakit untuk menyuap
5. Waktu memberi minum, kepala si sakit diangkat dengan tangan kiri dan tangan kanan pelaku memegang gelas dapat dengan sedotan
6. Selesai makan, alat makan di bereskan
7. Buka celemek dan cuci tangan

Catat dalam buku catatan harian keadaan napsu makan si sakit.

f. Membuang sisa makanan serta merapihkan alat-alat makan:
1. Selesai makan, baki berisi alat-alat makan dan sisa makanan dibawa ke dapur
2. Hati-hati dengan sisa makanan si sakit. Bila ia menderita penyakit menular, maka walaupun enak, janganlah sisanya diberikan kepada anggota keluarga lain, karena bahaya penularan. Sisa makanan ini ditampung dalam sebuah kertas, dibakar atau ditanam
3. Alat makan yang kotor dicuci dengan air sabun yang hangat, dikeringkan dan disimpan pada tempat terpisah.

PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA

H I V / A I D S

APAKAH AIDS ITU ?
Jawab :
AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus)

BAGAIMANA HIV MELEMAHKAN SISEM KEKEBALAN TUBUH ?
Jawab :
Sasaran penyerangan HIV adalah sistem kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama terinveksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 -nya mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.
Akhirnya sistem kekabalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain. Bakteri, Mikroba, Jamur maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, infeksi Jamur, dll.

BAGAIMANA MENGETAHUI SESEORANG MENGIDAP HIV?
Jawab :
Sejak tertular sampai dengan mendapatkan infeksi oportunistik, tidak mudah menyatakan seseorang mengidap HIV, hanya dengan melihat fisiknya, tetapi secara dini seseorang dapat diketahui mengidap HIV/AIDS dengan uji HIV di laboratorium. Untuk mengukur adanya zat anti (antibodi) dalam darahnya. seseorang yang tertular HIV melampaui tahapan 9atau stadium) sebagai berikut :
1. Stadium Inkubasi
Virus menginfeksi tubuh dan bersembunyi dalam sel darah putih. Umumnya belum menunjukkan gejala apa-apa. Sebagian orang mungkin merasa lelah, kehilangan selera makan, sedikit pembengkakan pada kelenjar getah bening (diketiak, leher dan paha). Pada masa ini, HIV dalam darah belum dapat ditentukan, namun ia telah mampu menularkan HIV pada orang lain.
2. Stadium Awal
Sesudah 2-6 bulan, baru pemeriksaan darah tersebut akan menunjukkan tanda HIV positif atau disebut seropositif. Artinya dalam tubuh orang tersebut telah terbentuk zat anti (Antibodi) terhadap virus HIV. Seseorang yang seropositif HIV, kemungkinan akan tetap sehat, atau menderita tanda atau gejala pesakitan biasa antara lain : pembengkakqan kelenjar getah bening, berkurangnya berat badan, berat badan, berketingat, diare dan beberapa infeksi ringan.
3. Stadiun Tenang (Window Period)
Masa ini umunya berjalan antara 2-10 tahun, rata-rata 5 tahun. Pada masa ini orang yang seropositif terhadap HIV secara fisik mungkin kelihatan sehat dan normal atau sakit ringan yang umum. Namun secara perlahan-lahan, HIV akan menghancurkan sistem kekebalannya.
4. Stadium AIDS (Full Blow)
Pada masa ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau seluruh sistem kekebalan tubuh, sehingga mulai tampak adanya infeksi opportunistik antara lain : radang paru-paru, kanker lainnya. Penyakit-penyakit ini sulit disembuhkan, dan umumnya bila keadaan penderita semakin memburuk, penyakit tersebut menyebabkan kematian.

BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?
Jawab :
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpinfah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ial;ah senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain seperti ludah, kotoran, keringat dll. Secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.

BAGAIMANA HIV TIDAK DITULARKAN ?
Jawab :
Dengan demikian jelas pula bahwa semua hal yang tidak berkaitan dengan model penularan langsung seperti diatas. Kemungkinan sangat besar tidak akan menular HIV. Misalnya :
- Berjabat tangan
- Memberi pertolongan pertama dengan prosedur yang benar
- Bermain bersama dengan pengidap HIV
- Berciuman tanpa kontak cairan mulut atau darah dari luka
- Tidur bersama dengan Odha (Orang Dengan HIV/AIDS)
- Digigit nyamuk atau serangga
- Bertukar pakaian atau barang lain milik Odha
- Berak atau kencing di WC Umum
- Berenang bersama dengan Odha
- Anak yang di gendong Odha
- Naik bis yang openuh sesak dengan Odha
- Percikan ludah, batuk atau bersin dari Odha
- Merawat Odha sesuai prosedur
- Makan dan minum bersama dengan Odha

BAGAIMANA MELINDUNGI DIRI DARI PENULARAN AIDS?
Jawab :
Kita khususnya remaja harus "melindungi diri" ari AIDS. Karena kalau seorang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur lebur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara "ABCD" ialah :
1. A : Abstinence alias PUASA, bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasme) sebenarnya kurang baik> namun resikonya paling kecil. jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan selalu sering.
2. B : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup, Bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan dari semua fihak, naik istri maupun suami. Disinipub, bila suami istri berpisah dalam waktu yang lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak beresiko. Bersambung ........




PERTOLONGAN PERTAMA

Kasus :
Pak Banu memanjat pohon kelapa setinggi 15 meter. Namun saat memanjat pohon kelapa setinggi 9 meter, dia terpeleset dan jatuh. Akibatnya tungkai bawah (tertutup) sebelah kanan pak Banu patah. Ayo kawan-kawan PMR, tolong Pak banu!

Jawab :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita dan orang-orang disekitar lokasi.

2. Penolong memperkenalkan diri, bila memungkinkan :
- Nama Penolong
- Nama Organisasi
- Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang di lokasi.

3. Penilaian dini
a. Kesan Umum ;
- Suatu trauma (ruda paksa)ataukah karena suatu medis.

b. Memeriksa Respon (pegang kedua pundak)
- A = Awas : Penderita sadar.Bila sadar kita wawancarai penderita.
- S = Suara : Penderita menjawab / bereaksi bila di panggil / mendengar
suara orang lain.Kita pegang salah satu jari, lalu tanyakan jari mana yang dipegang.
- N = Nyeri : penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang
diberikan oleh penolong (cubitan, penekanan ditengah-tengah
tulang dada / bila tidak ada cidera dada).
- T = Tidak Respon : Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun
yang diberikan oleh penolong.Bisa dengan cubitan atau penekanan pada tulang dada tengah)

c. Memastikan jalan napas tetap terbuka dengan baik.
1. Pada penderita dengan respon baik, perhatikan saat penderita berbicara. Perhatikan ada tidaknya gangguan suara atau gangguan berbicara, atau suara tambahan. Suara tambahan menjadi petunjuk adanya gigi, darah atau benda lain dalam saluran napas.
2. Pada pasien tidak respon
- Angkat dagu - tekan dahi (dilakukan bila tidak ada cidera spinal pada penderita)

d. Menilai pernapasan
- Lihat, Dengar dan rasakan (dilakukan selama 3-5 detik)
(bila panderita tidak bernapas, maka segera lakukan tindakan Banyuan Hidup dasar/BHD dan Resusitasi Jantung Paru/RJP)
Bila tidak ada pernapasan dilakukan teknik napas buatan (mulut-mulut)

e. Menilai sirkulasi dan (menghentikan perdarahan berat=bila ada luka/patah tulang terbuka)
* Menilai Sirkulasi :
1. Penderita Respon
Periksa nadi Radial (pergelangan tangan)
2. Penderita tidak Respon
Periksa nadi karotis (leher)
Catatan : Bila tidak ada nadi segera lakukan napas buatan dan RJP

f. Hubungi Bantuan

g.Pemeriksaan fisik
Periksa fisik secara menyeluruh. dari kepala, wajah, mata, hidung, telinga, tulang leher, bahu, dada, perut, punggung, tulang belakang, tangan, pinggul, paha dan tungkai bawah.

h.Bila ada patah tulang lakukan pembidaian

i.Pemeriksaan fisik berkelanjutan

j.Evakuasi Korban

k.Serah terima pada fasilitas Kesehatan (Rumah Sakit).






Baca Selengkapnya..

SEJARAH PMR DI INDONESIA

Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Remaja.


Pada tahun 1919 didalam siding Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh Negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Ssabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja. Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia. Sebelumnya pada awal pendirian bernama Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR). Syarat menjadi anggota PMR : 1. Warga Negara Republik Indonesia. 2. Usia : PMR Mula : Setingkat usia siswa SD/MI dari 7 – 12 th. PMR Madya: Setingkat usia siswa SMP/MTs dari 12 – 16 th. PMR Wira : Setingkat usia siswa SMA/MA dari 16 – 20 th. 3. Dapat membaca dan menulis. 4. Atas dasar kemauan sendiri. 5. Mendapat persetujuan orang tua. 6. Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepalangmerahan. 7. Permintaan menjadi anggota disampaikan kepada pengurus Cabang PMI setempat, melalui Pembina PMR masing-masing. Tugas-tugas PMR disebut juga dengan Tri Bakti PMR, yaitu : 1. Berbakti kepada Masyarakat. 2. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan. 3. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional.

Baca Selengkapnya..

Struktur Organisasi PMR Madya SMP Negeri 7 Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/2010

Rabu, 27 Januari 2010

Pelindung : Nur Kawakib, S.Pd (Kepala SMPN 7 Kota Pekalongan)
Penanggungjawab : Karyono, S.Pd (Wakasek Ur. Kesiswaan)
Pembina PMR : Moh Khaerudin, S.Pd

Ketua PMR Madya : Widya Asmara

Sekretaris : Diah Lutfi Monika, Dinda Pratiwi
Bendahara : Irma Amalia O


Ketua Seksi Kesehatan dan UKS : Nur Hidayah
Ketua Seksi Bakti Masyatakat : Husna Maulida

Baca Selengkapnya..